Banyak
dari kita yang pernah nonton fim Samson and Delilah yang dirilis Desember 1949
produksi Amerika Serikat dan film Samson Betawi dengan pemeran Samson
dibintangi oleh Benyamin Sueb yang ngehitz tahun 1975. Meski jalan cerita kedua
film tersebut sedikit berbeda, namun ada persamaan sosok Samson yang sangat
kuat seperti Hercules merupakan sosok dan terinspirasi dari kisah Nabi yang
diakui oleh empat agama, yaitu Yahudi, Kristen dan Katolik dengan sebutan
Simson dan Islam dengan sebutan Sam’un Ghozi AS.
Beberapa
riwayat asbabunnuzul (sebab-sebab turunnya ayal Al-Qur’an), ada satu versi yang
dikisahkan bersumber dari Qishashul Anbiyaa dan Muqasyafatul Qulub karya Imam Al-Ghazali.
Nabi Sam’un Ghozi atau Samson ini nabi dari Bani Israil dan sejarah dari sumber
dua kitab itu disebut israiliyat (sejarah yang berasal dari Bani Israil/Yahudi)
yang berkembang menjadi cerita rakyat turun temurun karena saat itu penduduk Madinah
mayoritas Yahudi.
Pada
kitab Qishashul Anbiyaa, dikisahkan, bahwa Rasullah Muhammad SAW tesenyum
sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya, “Apa yang membuatmu
tersenyum wahai Rasulullah?” Rasullah menjawab, “Diperlihatkan kepadaku hari
akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di Mahsyar. Semua Nabi dan
Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Ada salah
seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun,
masuk ke dalam surga, dia adalah Sam’un.”
Diriwayatkan
dari Sahabat Ibnu Abbas, suatu hari Malaikat Jibril bercerita kepada Nabi Muhammad
SAW dan diceritakan kepada sahabat-sahabatnya tentang kisah seorang hamba yang
memiliki kekuatan super. Namanya Sam’un Al-Ghozi, seorang pembela agama,
berperang melawan kaum kafir selama 1000 bulan yang hanya berbekal tulang dagu
unta (versi lainnya tulang keledai) sebagai senjata, tidak memiliki senjata
lain. Setiap kali menghantam kaum kafir dengan tulang dagu untanya, terbunuhlah
banyak kaum kafir dalam jumlah yang tidak terhitung. Nabi Sam’un memiliki
mukjizat tenaga yang ekstra seperti dapat melunakkan besi dan merobohkan
istana.
Nabi
Sam’un dalam hidupnya terus berjuang mengajak Bani Israil mengikuti ajaran
agama Allah yang dibawanya, namun kerajaan dan rakyat menolaknya. Suatu ketika
raja kafir menginginkan untuk membunuh Nabi Sam’un Ghozi yang memiliki kekuatan
super ini. Lalu dibujuklah istri Nabi Sam’un yaitu Delila untuk membunuh suaminya.
Awalnya menolak, namun dengan iming-iming imbalan yang menggiurkan akhirnya mau juga.
Diberikan
saran oleh kaum kafir memberikan tambang yang kuat untuk Delila digunakan untuk
mengikat tangan dan kaki Nabi Sam’un saat tidur. Terbangun Nabi Sam’un dan
berkata, “siapa yang mengikatku?”. Istrinya menjawab, “aku yang mengikatmu
karena ingin mengujimu”. Dengan sekali gerakkan Sam’un maka putuslah tali
tambang itu. Begitu juga dilakukan Delila di malam berikutnya Sam’un diikat
dengan rantai dan putus juga.
source: lukisan Lucas
Cranach the Elder pada tahun 1525
Nabi
Sam’un mengatakan, “Wahai istriku aku wali diantara wali kekasih Allah. Segala
perkara dunia ini tidak ada yang sanggup mengalahkan diriku. Aku punya rambut
ini, ia memang berambut panjang”. Ucapan itu terdengar istrinya dan pada malam
ketiga saat Nabi Sam’un terlelap tidur, diguntinglah rambut tersebut dan
diikatkan di tangan atau badan dan kaki Nabi Sam’un. Kekuatan yang terdapat
pada rambutnya hilang dan Sam’un dibawa ke untuk diarak dan disiksa.
Mereka
beramai-ramai membawa Nabi Sam’un ke sebuah istana, tempat mereka menghukum
mati seseorang dengan memenggal lehernya. Di tengah istana itu terdapat tiang,
mereka mengikat Sam’un di tiang itu. Mereka memotong kedua telinga, mencongkel
kedua mata, menggunting bibir dan lidah Sam’un, kedua tangan dan kedua kakinya
pun dipotong. Semua orang berkumpul menyaksikan Sam’un dimutilasi di istana
tersebut.
Nabi
Sam’un berdo’a kepada Allah dengan terlebih dahulu bertaubat karena telah
membocorkan kekuatannya. Nabi Sam’un menginginkan kepada Allah supaya mengembalikan
lagi kekuatannya untuk merobohkan istana tersebut. Doa dikabulkan dan Sam’un
berhasil merobohkan istana tersebut dengan dorongan pilar tengah istana
sehingga istana ambruk dan menewaskan seluruh orang di dalamnya termasuk raja
kafir dan istrinya.
Mendengar
kisah Sam’un itu, para sahabat Rasulullah Muhammad SAW terharu, mereka bertanya
“wahai Rasulullah apakah engkau tahu berapa besar pahala Sam’un ibadah seperti
itu?” Nabi menjawab “aku tidak mengetahuinya”. Rasulullah sedih dengan umur
ummatnya yang pendek termasuk kita sekarang tidak lebih dari 100 tahun dan
tidak bisa menandingi pahala ibadah ummat nabi-nabi sebelumnya yang berumur
panjang hingga ribuan tahun. Lalu Malaikat Jibril datang mewahyukan Surat
Al-Qodr yang isinya menjelaskan ada satu malam di bulan Ramadhan pada malam
ganjil 10 hari terakhir, yang jika beribadah di malam itu maka pahalanya lebih
baik dari ibadah 1000 bulan lamanya (83 tahun, 4 bulan).
Nah itu Sob pelajaran
yang bisa kita ambil terutama untuk Sobat yang beragama muslim supaya gak
menyianyiakan malam laylatul qodr yang akan tiba di sepuluh malam terakhir pada
malam ganjil bulan Rumadhan ini. Meskipun begitu, di luar malam laylatul qodr juga
harus rajin beribadah ya Sob.. (SB)
header picture source: muslimdaily
No comments:
Post a Comment
Komen di sini yuk, Sob..