Festival ogoh-ogoh
dalam rangkaian Hari Raya Nyepi 2017 kembali digelar di Pura Eka Wira Anantha,
Kota Serang, Banten. Enam Banjar atau Pura yang ada di Banten menampilkan
masing-masing sosok ogoh-ogohnya untuk dilombakan di depan panitia.
Rangkaian ibadah
dimulai prosesi Melasti atau proses penyucian pratimu-pratimu pada Minggu
(26/3). Kemudian pada Senin (27/3) paginya ummat Hindu beribadah dan berdoa
bersama di Pura ini. Setelah itu ogoh-ogoh yang sudah dibawa masing-masing
Banjar diarak mengitari sekitar Pura dan menarik perhatian warga sekitar.
“Dimulai sejak kemarin
prosesnya Melasti dengan tujuan menyucikan diri sebelum menyambut Catur Brata
Penyepian besok Stunkare, yaitu Amati Geni, Amati Karye, Amati Lelungan, Amati
Lelanguan, ujar salah satu ummat Hindu dari Banjar Tigaraksa, Kabupaten
Tangerang.
Amati Geni adalah api
amarah yang ada di dalam diri kita semua disingkirkan, kemuadian Amati Karye
yaitu semua aktivitas dihentikan untuk merefleksikan diri untuk ke depan
menjadi lebih baik. Selain itu Amati Lelungan merupakan larangan ummat
berpergian saat Nyepi untuk duduk dan introspeksi diri, sedangkan Amati Lelanguan
adalah semua yang bersifat hiburan dihentikan saat Hari Raya Nyepi yang bisa
menyebabkan nafsu akan terganggu sehingga ibadah Nyepi berjalan baik.
Pada Festival Ogoh-ogoh
tahun ini, Banjar Tigaraksa meraih juara satu dan mendapatkan piala bergilir
yang sudah menyicipi juara kedua kalinya. Festival ogoh-ogoh diadakan kembali
pada tahun ini setelah tahun sebelumnya tidak diadakan, hanya prosesi ibadahnya
saja di Pura. Saat Mimin Kepooo
temui di tempat acara, Sweety salah satu ummat dari Banjar tersebut mengaku
senang dengan raihan juara ini.
“Gak nyangka banget
karena saingannya berat-berat, intinya kita seneng banget. Soalnya pengorbanan
banget dari awal sampai akhir kita mau proses (pawai ogoh-ogoh) ini,” ungkap
Sweety yang selalu tersenyum manis ke Mimin
Kepooo, ahaydeuuuhhh..
Sweety mengharapkan
kepada Sobat Kepooo untuk terus
melestarikan budaya. “Anak muda Indonesia terus melestarikan budaya, jangan
lupakan budaya dan jangan minder sama budaya,” kata Sweety. Selain itu
sobat-sobatnya juga menambahkan anak muda Indonesia lebih semangat, jangan
takut dan harus berani menampilkan budayanya.
Salah satu sosok
ogoh-ogoh yang ditampilkan dari Banjar BSD Kota Tangerang Selatan dan
mendapatkan juara dua yaitu Narasima, sosok manusia berkepala singa titisan
Tuhan Dewa Wisnu ke dunia wujud keempat untuk membunuh raksasa jahat Hiraniakasipu.
Setiap periode ada awatara atau sosok penyelamat.
“Persiapannnya (membuat ogoh-ogoh) ini dua bulan
sejak Januari. Setap sosok ogoh-ogoh dibuat terserah masing-masing Banjar,
tidak akan sama dengan sosok Banjar lain karena kita komunikasi dengan Banjar
lainnya supaya tidak sama. Di Banjar kita ditentukan dengan voting. Boleh juga
menampilkan sosok lain (di luar sejarah agama Hindu) tapi kita mencari narasi
yang jelas, jadi kita ngambil tokoh-tokoh yang ada di agama kita,” ujar Deni
dan Ayu dari Banjar BSD, Kota Tangsel. Usai pawai ogoh-ogoh, semua dibawa ke
banjar masing-masing untuk dibakar sebagai bentuk dibakarnya sifat-sifat jahat
yang ada di dalam diri ummat. (SB – ADM)
No comments:
Post a Comment
Komen di sini yuk, Sob..